
Secangkir Espreso Braindito
By Braindito

Secangkir Espreso BrainditoAug 01, 2020

Inilah Ketakutan Terbesarku sebagai Penulis
Mengapa makhluk-makhluk berkulit tebal, sebesar dan sekuat dinosaurus bisa punah dari muka bumi ini? Karena mereka tidak mampu mengantisipasi bencana. Tidak tahu bahwa meteor-meteor sedang berjatuhan dan siap menghajar bumi. Nah, jangan sampai kita sebagai penulis juga mengalami hal sama.
Suka atau tidak, ada banyak hal yang dapat menjadi “meteor” untuk penulis. Aku sudah menyinggungnya dalam episode podcast-ku terdahulu, Sayangnya, Profesi Penulis Juga Bisa Punah Terimbas Robotisasi.
Salah satu dari “meteor” yang tidak pernah kita bayangkan sepuluh tahun lalu barangkali adalah penulis-penulis Artificial Intelligence (AI). Kita kenalnya mungkin hanya ChatGPT dari OpenAI atau Bard dari Google. Padahal, penulis AI itu jauh lebih banyak. Asal tahu saja, perusahaan-perusahaan digital di luar sana saat ini sedang berlomba-lomba membuat AI yang lebih andal.
Di mana ujung dari perlombaan itu? Bagaimana eksistensi kita sebagai penulis konvensional? Akankah sebagian besarnya akan diganti robot atau AI yang terampil dan cepat? Sangat memungkinkan. Meskipun, entah itu akan terjadi di tahun berapa.
Yang jelas, tantangan sebagai penulis bertambah banyak saja sejak munculnya teknologi revolusioner ini. Jangan sampai kita lengah atau meremehkannya. Semoga video ini dapat memotivasi kita supaya jangan sampai menjadi dinosaurus-dinosaurus berikutnya.
Simak selengkapnya di episode podcast Secangkir Espreso Braindito ini!

Menceritakan Ulang Dracula, karya Bram Stoker - Cerita Klasik Dunia

Apa Itu Nostalgia Marketing
Semua orang pasti pernah bernostalgia. Sebab, semua yang terdeteksi oleh pancaindra kita berpotensi memicu nostalgia. Mulai dari rasa mi di resto yang sudah lama tutup, bau parfum mantan kekasih, pijatan nenek, foto almarhum sahabat, lagu di masa susah.
Namun, apa sebenarnya nostalgia itu? Bisakah kita memanfaatkannya untuk memasarkan sebuah produk? Bagaimana cara menerapkan nostalgia marketing? Apa saja contoh-contohnya? Apa kelebihan dan kelemahan strategi ini?
Simak selengkapnya di episode podcast Secangkir Espreso Braindito ini!

3 Teknik Mencipta Humor ala Novel Efek Jera
Bercanda dalam karya bukan hanya hak eksklusif penulis genre komedi. Penulis karya-karya yang menegangkan, bahkan tulisan nonfiksi, pun berhak menggunakan #ElemenHumor. Bahkan, asal takarannya pas, hukumnya wajib supaya karya tulis tersebut menjadi lebih segar dan menarik.
Jangan berpikir bahwa humor harus berhasil membuat pembaca terbahak-bahak. Cukup membuat pembaca tersenyum, dan matanya lebih melek saat membaca karya kita, #humor sudah dapat dibilang berhasil.
Tidak pernah ada salahnya menyelipkan humor-humor dalam karya-karya nonkomedi kita. Hanya masalahnya, #MenulisHumor itu ternyata sulit.
Tapi aku suka dengan bagaimana penulis #NovelEfekJera ini dalam menyelipkan humor-humornya. Ini adalah karya ketiga dari #Tsugaeda, novelis yang setia di tema kejahatan korporasi. Sudah baca?
- Judul: #EfekJera
- Genre: Novel investigasi, misteri, thriller
- Pengarang: Tsugaeda (IG: @tsugaeda_author)
- Tebal: 344 + xi halaman
- ISBN: 978-623-7502-69-2
- Penerbit: One Peach Media (IG: @onepeach.media)
- Cetakan I: Maret 2020
Novel Efek Jera bertutur tentang Dio Prasetyo, pemuda 19 tahun yang diajak mantan mentornya di masa kecil, Mayor TNI (Purnawirawan) Sarjono alias Om Jon membongkar kejahatan korporasi Penida Airways. Om Jon seberani itu karena berekanan juga dengan Makarim Ghanim, seorang konsultan perusahaan yang terkenal memiliki integritas. Selain itu, ada juga angel investor di belakang mereka.
Maskapai Penida benar-benar parah manajemennya. Perlakuan ke pilot, pramugari, dan awaknya terkenal buruk. Demikian pula pelayanannya terhadap konsumen. Penerbangannya jarang tepat waktu, sering kecelakaan pula. Bagaimana tidak, pesawat-pesawat yang mestinya perlu perawatan, malah dipaksa terbang. Cuaca sedang jelek-jeleknya, tetap dipaksa take off. Pilot-pilot yang waktunya istirahat, masih disuruh berangkat.
Konyolnya, tidak pernah ada sanksi yang menimbulkan efek jera bagi maskapai ini dari otoritas atau Kementerian Perhubungan. Itulah mengapa misi pertama Om Jon, Makarim, Dio, dan Dinta adalah Penida Airways. Target utamanya menjebloskan pemiliknya, Bernard Sitanggang, ke penjara.
Bagaimanapun, dengan segenap keruwetan dan keseriusan tema yang dipilih, menurutku, Tsugaeda berhasil menyelipkan humor-humornya yang membuat novel ini terasa ringan dibaca.
Ada setidaknya tiga teknik bagaimana Tsugaeda melakukan itu dalam Efek Jera, yaitu:
- Delayed Answer Technique
- Volley Game Technique
- Rule of Three Technique
Teknik-teknik ini dapat kita tiru dalam menyelipkan humor di karya-karya nonkomedi kita. Sekali lagi, humor tidak harus membuat pembaca tergelak-gelak. Kecuali kalau karya kita memang bergenre komedi.
Yang jelas, kalau kita perhatikan dari novel Efek Jera ini, humor harus memenuhi empat syarat ini:
- Berikan kejutan
- Gunakan bahasa yang sederhana
- Pastikan relevan dengan alur
- Jangan berlebihan
Penjelasan selengkapnya ada dalam episode podcast ini. Jadi, simak sampai habis. Jangan lupa, kalau suka, share sebanyak-banyaknya di medsos, WA, blog, atau di manapun. Subscribe atau follow juga Kanal Secangkir Espreso Braindito.
Terima kasih dan salam kreatif!

4 Bumbu Penyedap Tokoh Antagonis ala Film Tilik
Setiap karya yang bagus selalu meninggalkan catatan sebagai bahan pelajaran untukku. Begitu juga film pendek Tilik yang sedang viral ini. Di episode ini, aku berbagi catatan itu, khususnya tentang bagaimana cara menciptakan tokoh antagonis.
Jadi, bumbu apa yang perlu ditambahkan untuk membangun karakter antagonis yang berkesan? Aku mencatat, setidaknya ada empat bumbu penyedap:
- (01:52) Gaya yang Khas
- (03:17) Keuntungan Bawaan
- (04:03) Sisi Positif
- (06:14) Misi atau Motif
Untuk penjelasan detailnya, silakan simak episode podcast ini sampai habis, ya...
Spesifikasi Film Tilik
- Genre: Film drama
- Durasi: 32 menit
- Penulis Skenario: Bagus Sumartono
- Sutradara: Wahyu Agung Prasetyo
- Pemain: Siti Fauziah, Brilliana Desy, Angeline Rizky, Dyah Mulani, Lully Syahkisrani, Hardiansyah Yoga Pratama, Tri Sudarsono
- Produser: Elena Rosmeisara
- Produksi: Ravacana Films 2018
- Didukung: Dinas Kebudayaan DIY

Review Hellweek, Novel Karya Yogie Nugraha
- Judul: Hellweek
- Genre: Novel spionase, konspirasi, misteri
- Pengarang: Yogie Nugraha
- Tebal: 307 + vi halaman
- ISBN: 978-623-6516-06-5
- Penerbit: One Peach Media
- Cetakan I: Juni 2020
Mari sejenak urai kepenatan dengan membaca novel. Tidak tahu mau baca apa? Cobalah Hellweek, karya terbaru dari Yogie Nugraha, penulis novel Koin Terakhir dan co-writer novel Pendosa Suci. Novel ketiganya ini masih bertema intelijen, kontraintelijen, dan konspirasi.
Dikisahkan, di Nduga, Papua, Indonesia, tujuh anggota gerakan separatis tewas oleh senjata pemusnah massal yang melibatkan gas sarin. Video amatir yang mempertontonkan betapa mengerikannya keadaan tujuh korban saat meregang nyawa bocor di dunia maya. Jadi viral!
Ramailah dunia internasional menyorot Indonesia. Apa lagi kalau bukan soal pelanggaran HAM?
Namun, tentu saja pemerintah Indonesia membantah. Bukan hanya membantah, Presiden langsung menugasi Menkopolhukamnya meringkus dalangnya. Menkopolhukam Djoko Suyono segera mengumpulkan Menteri Pertahanan (Syarifuddin Sutasoma), Panglima TNI (Bagus Waluyo), Kepala Badan Intelijen Negara (Syamsir Soedibjo), dan Kapolri (Sarwono Adjie).
Ditunjuklah Rocky Pattinama, orang BIN yang sekaligus jebolan Komando Pasukan Katak (Kopaska) sebagai eksekutor dari operasi yang berkode End of Day itu.
Rocky adalah orang Maluku. Ya, tokoh utama di novel Hellweek ini memang tidak mainstream. Unik. Temanya asyik. Alurnya pun enak diikuti dan seru. Meskipun ada juga hal-hal yang mengganjal di Hellweek.
Untuk lebih lengkapnya, tentu saja silakan langsung simak episode podcast Secangkir Espreso Braindito ini sampai habis.

5 Langkah Praktis Beli Laptop buat Penulis Gaptek
Laptop, notebook, atau netbook saat ini adalah alat yang paling dasar dari seorang penulis profesional. Dibanding PC atau komputer, laptop jauh lebih ringan, portabel, dan hemat listrik. Sementara layarnya terasa nyaman di mata dan kibornya pas di tangan, tidak seperti komputer tablet (tab) atau ponsel pintar (smartphone).
Kamu penulis atau berencana menjadi penulis yang serius? Tapi belum punya laptop? Saranku, pinjamlah. Atau, lebih baik lagi: beli saja!
Tapi hati-hati salah memilih laptop! Sebenarnya, beli laptop bukan persoalan mudah juga. Apalagi kalau kita penulis pemula yang gagap teknologi (gaptek). Asal tahu saja, di Indonesia saja terdapat puluhan merek laptop, beserta aneka spek atau spesifikasinya.
Mana yang mau dibeli, coba? Puyeng, kan?
Tapi jangan khawatir. Di episode podcast kali ini ini, aku bagikan tips membeli laptop baru. Pada dasarnya, simpel, kok. Yang perlu kita perhatikan dalam memilih laptop itu hanya lima langkah sederhana ini:
- Ketahui peruntukan laptop
- Tentukan merek laptop incaran
- Jangan beli laptop bekas
- Hanya beli laptop resmi
- Agar praktis, belilah laptop secara daring
Untuk penjelasan detail mengenai tips beli laptop baru bagi pemula, simak saja episode ini sampai habis. Semoga bermanfaat. Selamat membeli laptop baru dan berkarya!

Tatanan Normal Baru untuk Penulis
Apakah penulis termasuk? Sudah pasti. Namun, seberapa parah profesi penulis terpukul oleh wabah ini? Dan bagaimana prosedur The New Normal alias Tatanan Normal Baru khusus untuk profesi penulis? Simak podcast ini.
Pada akhirnya, semoga kita dan keluarga kita sehat semuanya, bisa selamat dari pandemi korona ini. Sehat tubuhnya, sehat mentalnya, juga sehat dompetnya. Aamiin.

Trik Jualan Novel Indie di Tengah Pandemi (Interview Tsugaeda)
Tapi, usahakan tetap harus untung dari buku itu. Jangan sampai impas dengan modal, apalagi tekor.
Nah, di episode kali ini, Tsugaeda alias Ade Agustian akan buka-bukaan dengan trik-triknya dalam menerbitkan novel Efek Jera lewat penerbit indie.
Meskipun sedang dilanda wabah korona, dalam seminggu saja, bukan saja modalnya balik, Tsugaeda juga sudah membukukan profit. Sekali lagi, hanya dalam tempo sekitar seminggu!
Jadi, jangan risau buat penulis-penulis pemula atau yang merasa popularitasnya masih jauh dari nama penulis-penulis kondang tadi. Sontek saja apa yang dilakukan penulis Rencana Besar dan Sudut Mati ini.
Bagaimana tips menerbitkan novel secara indie? Selamat menyimak...
Kalau merasa mendapat manfaat, jangan lupa klik favorite/love/like episode podcast ini. Share juga di akun-akun medsosmu, supaya semakin banyak yang bisa memperoleh manfaat. Juga subscribe/follow Kanal Secangkir Espreso Braindito ini.
Terima kasih :)
![[FAKTASTIK #01] Kejahatan Berdarah Kaum Primata](https://d3t3ozftmdmh3i.cloudfront.net/production/podcast_uploaded_episode400/2746633/2746633-1585831385641-a70d58b71dc62.jpg)
[FAKTASTIK #01] Kejahatan Berdarah Kaum Primata
Rupanya, manusia bukan satu-satunya makhluk yang tega membunuh sesamanya demi harta, takhta, dan wanita. Monyet dan kera pun ternyata demikian. Sama seperti manusia, dunia hewan bukan hanya tentang rantai makanan. Di sana, juga ada intrik dan politik. Semakin cerdas hewannya, semakin pelik intriknya.
Episode podcast kali ini memang agak berbeda dari biasanya. Dalam serial #Faktastis ini, aku ingin berbagi pengetahuan dan ide yang kupikir menarik. Kalau ada yang mau mengangkat ini jadi cerpen, novel, atau film, silakan saja.
Aku akan mengunggah episode faktastis mungkin sebulan sekali. Jadi kalau tertarik, pastikan untuk subscribe atau follow Channel Secangkir Espreso Braindito ini. Share juga sebanyak-banyaknya, ya... ;)
Terima kasih,

Tips Menulis Skrip Podcast
Membuat pertunjukan podcast atau siniar memang lebih sulit dibanding sekadar membuat artikel, tetapi jelas jauh lebih mudah dan murah dari membuat video.
Alat-alatnya pun sebenarnya sederhana saja. Kita cukup menggunakan ponsel pintar atau laptop dengan mikrofon eksternal. Lalu, diedit dengan peranti lunak semacam Audacity.
Bagaimana menulis naskah podcast-nya?
Ini pun tidak serumit menulis skenario audiovisual. Ada tiga model skrip podcast:
- Model Naskah Kerangka (01:06)
- Model Skrip Artikel (01:42)
- Model Skenario Profesional (02:15)
Untuk penulisan podcast model kedua dan ketiga, kita perlu memeriksa kembali kata-katanya. Ingat, kita menulis buat telinga. Menulis untuk didengar tidak sama dengan menulis untuk dibaca atau ditonton.
Bagaimana cara menulis untuk telinga?
Ada empat tips dasar:
- Hindari kata-kata yang kaku ketika dilisankan (03:14)
- Tulis dengan singkat, padat, dan jelas (03:36)
- Telinga harus paham (04:01)
- Bacalah dengan lantang (05:17)
Begitulah cara praktis untuk menulis naskah podcast. Untuk penjelasan lengkapnya, langsung saja simak episode Secangkir Espreso Braindito kali ini. Akhirnya, saya mengucapkan: selamat podcasting!
Jangan lupa like, subscribe, dan share kanal ini, ya....

3 Jurus Kebal Baper saat Medsos, Blog, dan Siniar Kita Sepi
Saking canggihnya teknologi internet, kadang-kadang, aktivitas dunia maya terasa begitu nyata. Buktinya, ketika akun-akun media sosial (medsos), weblog (blog), atau YouTube kita mengalami sesuatu, kita di balik layar ponsel atau laptop pun ikut baper.
Kita mengunggah foto di Instagram, lalu jumlah like-nya bisa dihitung dengan jari, kita baper. Selama berbulan-bulan, kita rajin mengunggah video di YouTube, tetapi subscriber cuma bertambah sepuluh orang, baper lagi. Kita sudah merilis puluhan episode podcast, ternyata masih saja segelintir yang mau mendengarkan atau mengunduhnya, lagi-lagi baper.
Merasa familier? Merasa punya masalah yang sama? Gampang baper dan semangat membangun aset digital cepat drop? Pahami dan kuasai tiga jurus kebal ini. Dijamin, tidak tersisa lagi baper-baper itu.
- (01:26) JURUS KEBAL #1 untuk Kasus Akun Medsos yang Sepi Interaksi
- (05:29) JURUS KEBAL #2 untuk Kasus Komentar Blog yang Cuma Segelintir
- (09:23) JURUS KEBAL #3 untuk Kasus Medsos yang Jumlah Pengikutnya Terus Merosot
Oh ya, episode podcast Secangkir Espreso Braindito kali ini bukan buat Anda yang sudah populer di medsos, blog, atau Youtube. Karena justru orang-orang seperti Andalah yang dibicarakan di sini, hehehe...

Mengenal Celtx, Software Penulisan Skenario yang Gratis, tapi Andal dan Legal
Problemnya, menulis skenario agak berbeda dengan penulisan artikel atau cerpen. Ada rambu-rambu yang khas di sini. Makanya, aku menyarankan menggunakan software khusus untuk penulisan skenario.
Ya, memang menggunakan Word untuk menulis skenario bisa juga. Tetap jadi juga skenarionya. Aku sendiri sebelum tahun 2018 masih memakai LibreWriter (seperti Microsoft Word di OS Windows). Namun, menyesuaikan tataletak format umum .doc menjadi format skenario secara manual itu ternyata bikin frustrasi. Apalagi kalau pesanan skenario sedang banyak-banyaknya.... wah, puyeng! :p
Maka sejak 2018, setelah beberapa kali uji coba berganti peranti lunak atau scriptwriting software, aku menggunakan Celtx Scriptwriting. Peranti lunak berbasis web dan aplikasi ini sudah banyak dipakai oleh penulis-penulis Hollywood, sehingga tidak perlu diragukan lagi kualitasnya.
Yang kusuka, Celtx juga memiliki versi mobile yang andal, tetapi gratis (dan tanpa iklan!). Dengan begini, kita dapat menggarap skenario kapan saja, di mana saja, tanpa harus membuka laptop. Cukup dengan ponsel pintar, sambil rebahan pun skenario jadi. Hidup kaum rebahan! Hehehe....
Selengkapnya, silakan simak episode podcast terbaru ini. Semoga bermanfaat!

4 Ciri Mentor yang Ideal untuk Kita
Tidak ada jawaban pasti untuk itu, mengingat setiap orang punya gaya belajar yang berbeda. Namun, secara umum, kita butuh mentor. Sebab, seorang mentor sudah pernah ada di posisi kita, juga mengalami kesulitan-kesulitan yang kita alami sekarang, dan ternyata bisa bertahan, bahkan sukses, maka nasihat-nasihat dan peringatan-peringatannya pasti bermanfaat bagi kita.
Memiliki mentor dapat membuat kita lebih cepat meraih cita-cita baik personal maupun profesional. Karena kita tinggal menapaktilasi jalan suksesnya, tanpa perlu tersandung oleh batu atau lubang yang sama.
Nah, bagaimana cara mendapatkan mentor? Sebelum pertanyaan itu, ada baiknya kita mengenali dulu apa itu mentor dan jenis-jenisnya. Juga ciri-ciri mentor yang sesuai dengan kita, yaitu berdasarkan:
Jenis bidangnya
Karakter personalnya
Ideologinya
Kesediaannya
Untuk penjelasan detailnya, langsung saja simak episode podcast ini. Kalau dirasa bermanfaat, tolong bantu bagikan ke medsos, blog, WA, atau teman-teman lain yang sekiranya suka dengan tema-tema ini :)
Salam sukses dan sehat,
Braindito

Blog Sepi Komentar? Ini 5 Keuntungannya!
Sangat disayangkan, bukan? Apalagi kalau mereka sebenarnya tipe-tipe bloger potensial yang memang serius. Dalam arti, artikel-artikelnya khas dan punya nilai (berguna, inspiratif, atau menghibur).
Kepada mereka, aku ingin mengatakan melalui video ini, "Hei, mau komentar di blog banyak, sedikit, atau tidak ada sama sekali, blog tetaplah blog. Kalian tetap disebut bloger! Malah menguntungkan, lo, kalau blog kalian nggak pernah dapet komentar..."
Lebih detailnya, silakan simak podcast ini.
- NB: Maaf, agak noisy, karena pengambilan suaranya outdoor ;)

6 Cara Praktis Mengemas Artikel Blog agar Lebih Menarik
Sebenarnya, menarik atau tidak itu relatif. Menarik buat si A belum tentu menarik buat si B. Tergantung selera dan kepentingan masing-masing. Namun di sini, kita asumsikan tema artikel yang dipilih sudah sesuai selera dan kepentingan, sehingga memang dibutuhkan oleh target pembaca kita.
Nah, sekarang bagaimana mengemas artikel blog itu agar lebih menarik? Inilah 6 cara praktis yang bisa dilakukan:
Pastikan Tulisannya Nyaman di Mata
Sampaikan dengan Cerita
Gunakan Bahasa yang Sederhana
Perkaya dengan Media Lain
Jangan Salin-Tempel (Copy-Paste)
Buat Judul dan Awalan yang Menarik
Untuk penjelasan detailnya, langsung saja tekan tombol PLAY dan simak sampai habis. Kalau dirasa bermanfaat, tolong bantu bagikan ke medsos, blog, WA, atau teman-teman lain (khususnya bloger) yang sekiranya suka dengan tema-tema ini, ya... :)
Salam sukses dan sehat buat semuanya!

Google Snippet dan Cara Mengantisipasinya (sebagai Bloger)
Sebenarnya, Google Snippet sudah bertahun-tahun mewarnai SERP. Hanya, belakangan, kemunculannya terasa semakin sering, tambah canggih, dan kaya informasi. Konsekuensinya, jumlah pengunjung atau trafik kita tergerus. Portal-portal besar saja banyak yang mengalami penurunan trafik karenanya.
Kehadiran Google Snippets menciptakan fenomena Zero Click. Betapa tidak, jawaban si pencari sudah dibocorkan di SERP. Jadi, meskipun kita sudah berhasil mendapat posisi di halaman pertama SERP untuk kata kunci tertentu, posisi teratas sekalipun, belum tentu ada yang mengklik link ke blog kita. Ya karena pencari lebih tertarik membaca "rangkumannya" melalui snippet ini.
Jenis Google Snippets
Ada setidaknya dua jenis featured snippet, yaitu:
Answer Boxes atau Kotak Jawaban
Knowledge Panel atau Panel Pengetahuan
Bila kita melihatnya dari sudut pandang konsumen konten atau pencari informasi, inovasi Google ini sebenarnya sangat menguntungkan. Waktu browsing kita akan lebih pendek dan praktis.
Kita juga bisa mem-booking hotel, penerbangan, membeli buku, kamera, sepatu, dan sebagainya melalui Google Snippet.
Google bukan lagi cuma mengarahkan, "Oh, kamu cari informasi itu? Coba pergi ke sana." Sekarang, Google sudah, "Oh, kamu cari informasi itu? Ini dia, kami punya datanya. Mau beli sekalian? Silakan, lewat kami juga bisa."
Dengan kata lain, Google bukan lagi hanya search engine, tapi juga portal yang serbaada.
5 Cara Mengantisipasi Google Snippets
Para pakar digital marketing menyarankan 5 langkah taktis ini supaya blog kita tetap "hidup" walaupun Google Snippet semakin agresif di SERP:
Fokus solusi
Lirik search engines lain
Gunakan pendekatan omnichannel
Pasang iklan daring
Optimasi snippet
Selengkapnya, silakan simak podcast ini. Terima kasih :)

2 Alasan Kemampuan Mendongeng Perlu Terus Diasah
Menurut Yuval Noah Harari, sejarawan Israel dalam bukunya, Sapiens: A Brief History of Humankind, manusia menjadi begitu dominan di bumi, justru karena kemampuannya berimajinasi.
Di samping itu, semua orang cenderung suka didongengi, baik tua maupun muda, laki-laki maupun perempuan. Buktinya, film, novel, komik, teater, selalu laris sebagai hiburan. Bahkan, bukan hanya cerita fiksi, kisah nyata pun sering membuat kita penasaran. Kalau istilah anak sekarang, kita ini adalah makhluk yang "suka kepo".
Mendengarkan cerita memang aktivitas yang sangat alami bagi manusia. Sehari-hari, kita berbicara dan mendengar jauh lebih sering dibanding membaca dan menulis. Maka dari itu, manusia sudah sangat terbiasa untuk mendengar dan menikmati cerita.
Selengkapnya, silakan simak episode podcast Secangkir Espreso Braindito ini. Semoga bermanfaat :)

Pijat Refleksi: Cara Praktis dan Alami Menjaga Kesehatan
Salah satu rahasianya adalah pijat refleksi. Daripada minum obat atau suplemen pabrikan, aku lebih suka pijat sehat. Terutama refleksologi. Juga merasa aman, karena pijat pasti tidak berdampak apa-apa terhadap ginjal secara jangka panjang. Beda dengan obat. Makanya dari dulu, aku tidak mau sedikit-sedikit minum obat.
Masalahnya, apakah pijat refleksi bisa semanjur obat dalam menyembuhkan penyakit? Terkadang terbukti lebih manjur, malah! Tergantung kasusnya juga, sebenarnya. Untuk jelasnya, boleh simak episode podcast ini. Jangan lupa sharing ke media sosial, blog, via email, WA, atau lainnya, ke teman-temannya jika dirasa konten ini bermanfaat.
Terima kasih sudah mendengarkan dan ngopi bersama Braindito :)

Plus-Minus Blog Berbayar dan Blog Gratisan
Problemnya, platform blog atau blog engine ada banyak. Ada yang gratis, seperti Blogspot.com, WordPress.com, Tumblr.com, Medium.com, dll. Ada pula yang berbayar, dalam arti domain dan host-nya sewa sendiri. Mana yang lebih efektif dalam membangun brand kita? Episode podcast Braindito ini membahasnya secara detail, terutama dari sudut:
Biaya Investasi
Model Alamat Blog
Kebutuhan akan Kemampuan Teknis
Kemungkinan Hilangnya Aset (Blog)
Seberapa Bebas Kita Mengatur Tampilan Blog
Apa Kesan Orang Saat Melihat Blog Itu
Selengkapnya, simak langsung, ya. Dan jika dirasakan bermanfaat, bolehlah minta tolong di-share kepada teman-teman lainnya atau di akun-akun media sosialnya :) Terima kasih.

Mengenal Google E-A-T dan Bagaimana Mengantisipasinya
Google E-A-T, atau disebut juga Google Medic, merupakan bagian dari algoritma Google yang spesifik mendeteksi kredibilitas penulis konten dan situs webnya. Begitu menemukan tulisan-tulisan yang diduganya bukan ditulis oleh ahlinya, ia akan meminggirkannya dari halaman hasil pencarian (SERP).
Memang, update E-A-T ini membuat hasil penelusuran di Google semakin memuaskan. Namun, bagi para penulis blog atau kreator konten sepertiku yang harus mengejar target dari klien-klien, ini malah semakin memusingkan! Karena untuk bisa bertengger di halaman pertama hasil pencarian Google jelas semakin berat, terutama kalau blog kita masih baru (dan brand awareness-nya di dunia nyata masih seupil).
Untungnya, Google E-A-T bisa "diakali". Caranya? Pertama, selalu lengkapi artikel-artikel kita dengan referensi. Kedua, pinjam opini pakar di bidang yang kita tulis. Ketiga, jangan cuma main teks, tambahkan juga infografik, foto, video, atau podcast.
Untuk lengkapnya, silakan simak episode ini. Semoga bermanfaat ;)

Kenapa Setiap Orang, Apapun Profesinya, Harus Punya Buku Sendiri
Authority sendiri bisa dibangun melalui berbagai cara, seperti sekolah atau kuliah, pengalaman profesional, seragam, dan dengan menerbitkan buku atau e-book yang ada nama kita di sampulnya.
Kok bisa? Jelas bisa! Ingat, kata "authority" dibentuknya dari "author" (pengarang) + "ity" (akhiran pembentuk kata benda). Jadi, kalau mau punya authority, sudah jelas, jadilah pengarang (buku)!
Simak penjelasan lengkapnya di episode podcast @Braindito kali ini. Kalau suka dan dirasa bermanfaat, bolehlah like/favorit dan share ke akun media sosial masing-masing. Dengan begitu, mudah-mudahan lebih tersebar manfaatnya. Terima kasih :)

Sayangnya, Profesi Penulis Juga Bisa Punah Terimbas Robotisasi
Banyak profesi yang diprediksi akan punah, atau setidaknya berkurang drastis, sebelum 2030. Sialnya, itu termasuk #penulis, bahkan #PenulisNovel atau #fiksi sekalipun. Fenomena ini ternyata sudah dan sedang terjadi.
#SecangkirEspreso

2 Alasan Kenapa Blog Itu Tren Sepanjang Masa
Apa blog masih tren? Masih musim?
Tentu saja! Ada setidaknya dua alasan mengapa blog itu tidak kenal musim-musiman. Bahkan, blog adalah tren sepanjang masa.
Simak sampai habis, ya...

Rekomendasi 5 Software Gratis untuk Penulis Multimedia
Kelima software atau peranti lunak ini, sekali diunduh dan diinstal di laptop/PC, sudah bisa jalan, tanpa perlu internet lagi. Sehari-hari, kelimanya saya pakai untuk kerja profesional. Jadi bisa dibilang, kelimanya adalah #SoftwarePenulis sudah teruji. Makanya, aku berani merekomendasikannya.
Apa saja kelima software itu? Simak, ya....